Minggu, 13 Desember 2015

Sejarah Desa Wates, Panekan, Magetan

Kali ini aku akan cerita tentang sejarah atau asal usul tempat tinggalku, yaitu Desa Wates. Desa Wates adalah salah satu desa yang masuk wilayah Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa timur, Indonesia. Menuju desa ini tidak sulit. Jarak dari pusat kota Magetan kurang lebih 5km arah utara. Jalannya juga sudah diaspal halus.
Batas-batas desa wates :
Sebelah utara    : Desa Sidowayah
Sebelah timur    : Desa Bogem
Sebelah selatan     : Desa Milangasri
Sebelah barat    : Desa Milangasri
Bagaimana asal usul terjadinya desa wates yang sangat luas ini?
Desa Wates terdiri dari 4 dukuh, yakni Dukuh Kerep, Dukuh Sedran (letak rumahku), Dukuh banaran, dan Dukuh Wates. Dukuh-dukuh itu pun punya cerita sendiri sendiri
Mula pertama dinamakan Desa Wates (wates=batas) karena dulu desa ini adalah batas antara Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan. Namun ada cerita yang menarik tentang asal usul terjadinya Desa Wates iti sendiri.
Pada jaman dahulu Desa Wates ini dihuni oleh sekelompok “brandal” atau penjahat yang suka merampok, mencuri, mengacau, dan membuat kerusuhan di desa-desa sekitar kabupaten magetan dan ngawi. Hal ini menyebabkan penguasa Kabupaten Magetan dan Ngawi merasa jengkel sehingga Bupati Ngawi mengadakan sayembara. Barang siapa dapat menangkap dan memberantas brandal brandal itu, ia akan diberi hadiah kedudukan sebagai PALANG (jabatan pada jaman penjajah belanda setingkat kepala desa), yang menguasai 8 desa sekitarnya. Akhirnya ada seorang pendekar dari Kabupaten Magetan yang berani mengikuti sayembara tersebut. Ia bernama DIPOKOESOEMO. Ternyata ia bisa memberantas gerombolan brandal yang selalu membuat resah masyarakat, sehingga keadaan daerah Kabupaten Magetan dan Ngawi menjadi aman dan tentram. Sesuai dengan janji Bupati Ngawi, Dipokoesoemo diangkat menjadi palang di Wates dan menguasai desa desa : Milangasri, Kentangan, Bogem, Terung, Ginuk, Taji, dan Sidowayah. Akhirnya karena perkembangan jaman dan aturan aturan yang ada wilayah desa wates yang demikian luas itu dipisah-pisah sehingga desa-desa tersebut berdiri sendiri sendiri. Dan desa wates juga berdiri sendiri yang dipimpin oleh Dipokoesoemo selama 50 tahun. Setelah meninggal dunia ia dimakamkan di makam Desa Wates sebelah barat.
Bagaimana terjadinya dukuh dukuh di desa ate situ?
1.       Dukuh Kerep
Diwilayah ini dahulu banyak dekali penghuninya bila dibandingkan dengan penghuni di wilayah lain. Tempat tinggal penduduk dengan penduduk lain juga berdekatan. Maka oleh Palang Dopokoesoemo diberi nama Dusun Kerep (kerep=rapat/padat)
2.       Dukuh Sedran
Ketika palang dopokoesoemo sedang babat hutan di salah satu tempat di wilayahnya sebelah barat, ia bertemu seorang pangeran (sebutan pangkat di suatu kerajaan) yang sedang NYADRAN (selamatan) di suatu tempat. Dipokoesoemo berpikir sejenak dan akhirnya menamakan tempat pangeran itu dukuh sadran. Kemudian ganti ucapan menjadi Dukuh Sedran.
3.       Dukuh Banaran
Palang Dipokuosoemo merasa belum puas dengan wilayahnya itu. Ia memperluas daerah kekuasaannya ke arah timur Dukuh Kerep. Didaerah sini lebih datar di banding dukuh dukuh yang lain. Maka Dipokoesoemo menamainya Dukuh Banaran (banar=datar)
4.       Dukuh Wates
Sudah jelas nama wates karena dulu merupakan batas antara kabupaten magetan dan nyawi

Berturut turut yang menjadi kepala desa wates yang diketahui adalah :
1.       Dipokoesoemo /palang                 : 1868-1919
2.       Setrotaruno                                    : 1919-1939
3.       Asmogudel                                   : 1939-1948
4.       Sarmin                                          : 1948-1951
5.       Wardi (dari dukuh wates)             : 1951-1965
6.       Suwardi (dari dukuh kerep)         : 1958-1965
7.       Pelda Sukiran (caretaker)             : 1965-1971
8.       Serma Siaji (caretaker)                  : 1971-1980
9.       Serka Yasir (caretaker)                   : 1980-1988
10.   Lugito                                             : 1988-1998
11.   Jumali                                            : 1998-2006
12.   Jumali                                            : 2006-2012
13.   Suwarno                                         : 2012-sekarang

*caretaker : diangkat pemerintah (bupati)

6 komentar: